Minggu, 04 Oktober 2015

Pengen Jadi Bintang Dilangit: Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik

Pengen Jadi Bintang Dilangit: Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik

Bersisi Namun Merindu

Aku rindu pada orang yang berada disampingku,
Pundak yang tak terlalu gagah itu terlalu sibuk,
Aku berduka saat ini,
Karena lelah menghadapi mimpi tak bertepi,
Maya yang tak pernah nyata,
Hanya untuk mengatakan : "aku disini sendiri".

Hay belahan raga yang melanglang buana,
Kapan waktu kita untuk melenggang bersama,
Desah lara kian berganti air mata,
Sedih tanpa mampu berlaku berteriak,
Hanya untuk mengatakan : "aku disini sendiri".

Mau tahu rasa itu?
Bisu dan kaku,
Sendiri disiniku menahan rindu...

Senin, 05 Januari 2015

Surat Teruntuk Ayah

Yah, kembali ku menangis.
Aku bersedih yah. Aku fikir cukup saja kehilanganmu, namun ternyata keputusanku untuk dipilih menantu baikmu ini pun mampu membuatku berduka sepanjang hari.

Jika saja engkau masih dibumi ini, pasti engkau akan habis-habisam memaki ku. Sudah bisa dipastikan, sebab engkau melihat betapa heningnya laki-laki menantu terbaikmu itu. Bukan saja engkau yang telah tiada, ibu yang masih disisiku saja tetap menyalahkanku. Lalu ketiga kakakku, mereka pun memandang akulah sipendahulu, biang kemurkaan.

Yah, aku masih mencintainya. Namun, memasuki usia lima tahun pernikahan ini aku merasa lelah. Bersedih mengenang keburukan saudara tunggalnya yang tak memiliki sopan santun tegur sapa, namun tetap menjadi kecintaan orang tuannya. Aku sudah tak ikhlas lagi yah.

Yah, bolehkah aku berpisah.
Kembali kepelukan ibu saja. Dia sudah tua berangsur merenta. Tak ada yang menjaganya, biarlah aku saja yang menemaninya berkebun dan merawat hewan ternaknya. Dan aku yakinkan bahwa aku mampu sendirian, Yah...

Senin, 29 September 2014

Buat Suami part 1

Dear hubby,
Ini tulisan pertamaku, setelah kita pindah rumah. Rumah mungil yang engkau siapkan, untuk engkau, aku, dan anak-anak kita.

Ayahati, sapaan sayangku untukmu.

Yah,
Kadang aku khawatir berlebihan. Mengenai ananda yang belum kunjung hadir. Namun, engkau senantiasa membuatku tenang. Sebab ada doa yang senantiasa kita panjatkan. Benar, kita datang dari kedua sisi yang sehat. Akan tetapi, perihal mengapanya hanya Allah SWT yang punya jawab, mengapa.

Yah,
Bahagiaku untuk semua kesabaran yang engkau curahkan. Namun, maafkan untuk setiap hari amarah yang ada-ada saja hadir setiap hari. Hingga kini, kadang penyulut amarah itu hadir disebabkan oleh kesepian yang menemaniku di setiap lelah pulang kerja. Semoga engkau tetap memiliki cara menenangkan amarah hatiku.

Yah,
Terima kasih atas waktu yang selalu engkau sediakan. Apakah hanya untuk mendengarkan keluh kesahku, bahkan untuk mewujudkan mimpi perjalananku. Hati ini meletup bahagia, meskipun perjalanan menuju pantai yang engkau hadiahkan itu, harus kita tempuh dengan bermotor, semisal Palembang-Kalianda, Lampung Selatan.

Yah,
Semoga Allah SWT senantiasa menyehatkan mu dan aku, karena urusan bahgia tak perlu diragukan lagi. Allah SWT selalu melimpahkan kita dengan segala nikmat dan rezekiNya. Dan menjaga kita dalam lingkup kebersamaan hingga kita tutup usia.
Amiiin.


Pada senja menjelang maghrib.
Palembang, 29 September 2014

Minggu, 26 Agustus 2012

Selamat menjalani perjalanan mati, sayang.
Ketika aku berada diantara airmata yang tak kau mengerti, akhirnya aku yang menyerah.
Ini soal lelah, sayang. Aku mengalah untuk kebahagian.
Kita sama-sama tinggalkan kisah payah.

Jangan tanyakan lagi dari sebuah penjelasan, yaitu pilihan yang tak dapat penentuan.
Antara materi dan momongan, keduanya tak kita punya.
Aku menyerah Tuhan, silahkan saja kau yang menang...

Selamat tidur kisah.
Palembang, 26 Agustus 2012

Selasa, 29 Mei 2012

Perjalanan Ke Dua Tahun Cinta Terpaut

Dari sebuah perjalanan hati,
Saling membenci kemudian mencintai,
Berharap dari kesucian pribadi,
Akhirnya tekad bulat membawa pada sebuah gerbang penitian janji,
Menikah, aku dan kau menjadi kita.

Aku sebut engkau pria pelipur lara,
Baik, tampan dan bijaksana menjadi satu paket yang kemudian tak terbantahkan terkirim lewat cinta,
Terima kasih, semoga kita tak akan lekang oleh usia,
Meski renta namun pundak tetap saling memapah.

Terima kasih Yaa Rabb,
Bahwa dua tahun ini semua kebahagian engkau limpahkan dalam kehidupan rumah tangga hamba dan suami,
Semoga hingga kelak,
Bersama membesarkan buah cinta, melihatnya mencengkram dunia dan akhirnya menikah.
Kemudian kami akan tua renta dan menutup mata tetap satu dalam keutuhan.


#LOVEBUATSUAMI

Rabu, 23 Mei 2012

Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik



Artinya: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).



Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali 'Imron: 38).

Penjelasan:
Doa di atas baik sekali dibaca oleh orang-orang yang belum mempunyai keturunan dan pasangan hidup. Juga baik sekali dibaca oleh setiap muslim agar diberi keturunan yang shalih.
Kedua ayat diatas merupakan doanya Nabi Zakariya a.s. agar diberi keturunan sebagai pelenjut perjuangannya menegakkan agama Allah. Kisah Nabi Zakaria bisa dilihat dalam Al-Our'an Surah Al-Anbiya' ayat, 89-90; Ali-'Imron, 38-41.

Kamis, 17 Mei 2012

Alur Aliran Hati

Semua perhatian merupakan pelukan hangat dari kejauhan,
Ketika linangan airmata tak mampu jadi jawaban,
Ada liur-liur manis yang sedang mengaliri hati,
Pengganti asinnya airmata yang menandakan itu adalah kelemahan.

Bahagia yang telimpah pada pundak gagah itu,
Saat aku melemahkan diri.
Hangat terasa pada hati lembut itu,
Bila amarahku telah melewati meteran normal,
Antara badai dan sejuknya salju begitu tipis saat aku adalah raga yang rapuh.

Derai tawa yang menganti linangan bulir bening,
Acap kali mengaliri kedua kelopak sayuku mengartikan bahwa aku sangat membutuhkannya.
Aku begitu bahagia karna kini telah mampu mengartikan kehadirannya adalah isian pada sebuah bejana hati yang kosong.
Bila kemarin, kehadirannya adalah hampa bagi hari pun hatiku.

Tuhan,
Beruntungnya diriku,
Mengapainya ketika aku belum merasakan keterlambatan, kehilangan ataupun airmata merugi,
Meski lerai-lerai luka masih mengisi hati,
Ketika aku harus merelakan semua kebahagian pada sisi lain,
Namun aku telah tegak berdiri melangkah pada satu hati, dia.

Cendana yang Telah Mati

Kau yang datang dari masa mimpiku,
Adapun lalu ataupun dulu,
Dari kepura-puraan yang telah terpendam,
Meski tak remang-remang lagi kini,
Namun gemelayut kabut masih meniti dihati,

Penjelasan yang sulit aku cerna,
Pengartian pun tak mampu aku logikakan,
Adalah cendana pada pendar hati yang pudar,
Menyiasati kelaraan yang tak hendak beranjak,

Perlahan jalan ini tertapaki,
Berada diantara kematian mata dan kebisuan hati,
Terasa kuat sekali kau genggam sela jemari,
Hanya untuk mencari pasti,
Bahwa masih ada satu hari untuk bersama aku dan kau nikmati...


Palembang, 17 Mei 2012