Minggu, 25 Mei 2008

Merevisi Malam

Aku takut ada kekecewaan yang berujung air mata disana
Samar malam telah menggeser sore
Aku menangkap air mata dari raut keruh ku di kaca yang kutaruh dimeja kerjaku.
Aku menangis...
Kegalauan yang entah ini tak dapat aku tawar dengan doa, keresahan ini terus menjejal hati, hingga aku terkepar dan terus melarut dengan air mata berteman prasangka
Bagiku dimalam hari adalah sebuah restu untukku menitikan bulir bening yang keluar dari segarnya kedua kelopakku
Ada beberapa lara yang menungguku disitu untuk berdiskusi
Namun, disana aku bisa memperjelas semua pada apa yang telah kuperbuat, meski "lagi" air mata harus meniti
Tapi bagiku hal tersebut adalah nada bagi nadi ku agar berdetak kembali
Aku harus tetap berdiri, meski aku akan kehabisan sumber airmata
Aku akan tetap merevisi malam, walau aku entah terhadap diriku.

Jumat, 23 Mei 2008

Buat Perempuan

Perempuan adalah objek dari biadabnya semua perilaku makhluk bertenaga "si kuat". Sedari jaman Rasulullah, hingga kini. Meski sudah terkoar-koar dengan segala urat yang kebiru-biruan tampak dipermukaan para demonstrawati untuk menyampaikan pembelaannya terhadap kaumnya tapi... untuk kesekian kalinya wanita tetap lemah.
Aku begitu bangga dan bahagia mendapati semua anggota keluargaku yang berjenis kelamin wanita tak ada yang pernah menjadi korban atau semua bentuk pelecehan dari kaum si kuat. Tapi aku begitu miris ketika setiap hari aku membaca koran buatan daerah ku lalu kudapati "tak pernah absen" ada penganiayaan pun pelecehan yang terjadi dengan kaum ku. Aku menangis...
Tanpa pernah mengenyampingkan untuk mencari pembenaran atau penyalahan dari kaum yang kuat, barangkali saja memang si kuat tak mampu menahan sang nafsunya, baik nafsu anu atau nafsu ini. Tapi barangkali mungkin kaum ku lah yang telah memancing sang faktorial si kuat tadi, hingga merekalah (si kuat) yang ternyata lemah dengan segala kebiadaban yang selalu mengonotasikan hal indah dengan otak mesum mereka.
Maaf kontroversi selalu terjadi, tapi kembali bukan masalah benar atau salah yang harus dicari. Tapi mencari solusi untuk hidup damai dan berdampingan, tanpa ada aral buat kaum ku berinovasi. Jangan pernah memberi kesimpulan dari buku yang tampak kulitnya saja. Baca Terlebih dahulu buku tersebut, untuk kemudian menarik kesimpulannya. Jangan pernah melirik wanita dari baju yang mereka kenakan, karena tak selamanya wanita yang berbaju ketat itu adalah pelacur.

Kamis, 22 Mei 2008

Palembang - Semarang

Ada satu kisah yang berajak menjadi asa...
dari relung yang makin menjauh,
dari maya yang kian meraba,
dari pasti yang kini menjadi mimpi
Ada satu rasa yang berubah...
ketika semua janji menjadi basi,
ketika dia telah benar-benar mengambil keputusan,
Ada setitik airmata,,,
aku rapuh dalam berpijak,
aku ragu dalam berpikir,
aku tahu aku salah, tapi aku tetapkan hati
aku membenci semua kota itu.

Mencoba

Seorang pemuja adalah bintang yang kabur ketika sesorang menatap kilau yang begitu amat yang keluar dari kerlingnya...
Mendapat hal tersebut aku begitu ingin mencoba menjadi dasar dari awal sang bintang, dia selalu menghalau segala amarah, kesombongan, tak nyata, dan menepis semua hal yang menghancurkan..
Dengan ribuan teman, naungan yang luas, dan rangkulan yang begitu erat, membuat ia tegar meski harus hidup diantara angin malam...
Aku tetap mencoba, meski harus aku tebus dengan rinai airmata.