Sabtu, 12 Juli 2008

pranikah

Ada galau,
Ragu hinggap,
Gundah tertawa renyah,
Bayang kelap berkelebat,

Tuhan,,

Keinginan untuk menikah, mulai sedikit memburu bilik-bilik hatiku. Aku diantara nyata dan mimpi, ada sedikit airmata. Ingin sekali aku jujur pada orang yang sudah 23 tahun membesarkan aku, dengan sentuhan kasih sayangnya. Ketika itulah kekeluan melanda lidahku. Ada tetes airmata disitu, ketika aku hendak meminta restu.
Ada sedikit kontroversi yang aku alami dari hubungan ini, tapi tidak terlalu sulit untuk meyakinkan bahwa kami mampu. Ada realita yang harus aku pijak, bahwa laki-laki lembut itulah yang akan menjadi "calon" imam bagiku pun masa depanku kelak. Juga kebesaran hatinyalah yang nanti aku harapkan akan membendung amarah dan limpahan airmata ku nanti.

Meski aku pun dia, calon masa depan ku, masih dalam tahap bermimpi, tapi aku begitu lemah untuk menolak jemari yang mengikat gengaman yang begitu erat ini.
Semoga jalan aku begitupun dengan dia lebih dipermudah oleh Mu, Tuhan ku.