Minggu, 25 Mei 2008

Merevisi Malam

Aku takut ada kekecewaan yang berujung air mata disana
Samar malam telah menggeser sore
Aku menangkap air mata dari raut keruh ku di kaca yang kutaruh dimeja kerjaku.
Aku menangis...
Kegalauan yang entah ini tak dapat aku tawar dengan doa, keresahan ini terus menjejal hati, hingga aku terkepar dan terus melarut dengan air mata berteman prasangka
Bagiku dimalam hari adalah sebuah restu untukku menitikan bulir bening yang keluar dari segarnya kedua kelopakku
Ada beberapa lara yang menungguku disitu untuk berdiskusi
Namun, disana aku bisa memperjelas semua pada apa yang telah kuperbuat, meski "lagi" air mata harus meniti
Tapi bagiku hal tersebut adalah nada bagi nadi ku agar berdetak kembali
Aku harus tetap berdiri, meski aku akan kehabisan sumber airmata
Aku akan tetap merevisi malam, walau aku entah terhadap diriku.

Tidak ada komentar: